Kantongi IUP, Sepuluh Perusahan Tambang akan mengeruk Perut bumi Luwu Timur

Luwu Timur, bilikf@kt4.com -Luwu Timur salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan menjadi primadona bagi investor Tambang di Indonesia, saat ini ada sepuluh Perusahan pertambangan akan mengeruk Perut bumi Batara guru untuk menjadi Bahan Baku Nikkel, hanya satu perusahan yang akan mengolah Laterit Besi.

Kesepuluh Perusahan tambang itu juga telah mengantongi Ijin usah pertambangan
(IUP) dengan areal dan luasan yang akan diolah telah tercantum di IUP mereka, administrasi dan syarat penambangan telah dipenuhi sesuai kaidah yang dikeluarkan oleh kementerian ESDM

Sepuluh Perusahan itu yakni PT Samroy Mitra Saudara , lokasi di Desa Laskap, Balambano dan Pongkeru Malili dengan luas 6.378,00 Ha. , PT Sumber Wahau Jaya, lokasi Desa Harapan dan Pongkeru Malili Luas 203, 00 Ha, PT Samudra tiga Perkasa Lokasi Desa Puncak indah Malili luas 3.000, 00 Ha.

PT Anugrah Jaya Buana lokasi Malili – Wasuponda, luas 2.800,00Ha. PT Virgo Puspita Lestari lokasi Towuti, luas 2.698,00 Ha, PT Paramos Rezeki Indah lokasi Kecamatan Nuha, luas 6.639,00 Ha, PT Prima Usaha Lestari lokasi Desa Ussu Malili , Luas 1.418.00 Ha.

Selanjutnya PT Mitra karya Sejati lokasi Kecamatan Kalaena dan Angkona , Luas 3.869,00 Ha, PT Citra Lampia Mandiri lokasi Desa Harapan Malili, luas 2.660,00 Ha dan khusus Penambangan Laterit Besi yaitu PT Panca Digital Solution lokasi Desa Harapan Malili, Luas 329,00 Ha.

Dari sepuluh Perusahan pertambangan itu, sudah ada beberapa yang melakukan kegiatan termasuk Operasi Produksi dan adapula yang akan memulai kegiatannya usai Hari Raya idul Fitri

Bakratang tokoh pemuda Malili mempertanyakan adanya IUP di Desa Puncak Indah dan Desa Ussu, menurutnya
Jika pemegang IUP beroperasi di Dua Desa itu dikhawatirkan akan berdampak terhadap lingkungan, khususnya sumber Mata air yang digunakan Masyarakat Malili , Ussu, Manurung , Lakawali dan Puncak Indah termasuk Desa Baruga dan Balantang.

Lokasi yang akan ditambang di Puncak Indah dan Ussu jika melihat koordinatnya sangat berdempetan dengan sumber Mata air yang disuplai oleh PDAM, ini yang perlu dipikirkan secara matang, tentu berdampak
Kepada kebutuhan Masyarakat.

Ini baru sisi lingkungan, sebagai contoh, aktivitas pertambangan Di Ussu menjadi catatan kelabu bagi warga disekitar, setiap hujan turun, rembesan lumpur masuk ke permukiman warga serta merembes ke jalan Nasional , menyebabkan aspal dipenuhi Lumpur termasuk berdampak ke lokasi Tambak warga.

Ini baru di Ussu Dan Puncak Indah belum termasuk yang di lokasi yang lain di Luwu Timur, saya bukan Menolak tapi yang harus dipikirkan terlebih dahulu terkait dampak lingkungan, termasuk bagaimana dengan kebun warga yang masuk konsensi IUP, ujar orang yang disapa Bakka.
Lap. bilikf@kt4.com (red)

Tinggalkan Balasan