Lap : Tim jurnalis lingkungan
bilikfakta.com
Malili, bilik@.com – Nestapa dan Pilu Warga di kabupaten Luwu bagian Selatan, Ratusan Rumah dan Fasilitas Umum hancur dan hanyut, Puluhan Nyawa tak berdosa melayang seketika, murka Latimojong dan Poringan memuntahkan air bah dan tanah longsor.
Seketika saja 13 kecamatan dan 47 Desa serta kelurahan tersapu Banjir dan tanah Longsor, dari rentetan bencana Banjir dan tanah Longsor itu , BPBD Luwu dalam laporannya merinci data kebencanaan yang terjadi.
Untuk Tanah Longsor , 3 kecamatan dan 15 Desa yang terkena dan terdampak, sementara 10 kecamatan dan 32 Desa yang tersapu banjir serta 14 Korban tewas.
Saat ini sejumlah bantuan berdatangan untuk memberikan pertolongan kepada korban banjir dan tanah longsor, status tanggap Darurat pun diberlakukan.
Beberapa Fasilitas umum yang dibangun oleh pemerintah dan masyarakat ikut seketika ambruk bahkan hanyut dan tertimbun Longsor.
Ganasnya Bencana Banjir dan terjangan tanah longsor yang menimpa saudara kita di Luwu Bagian selatan menjadi warning bagi Masyarakat Luwu Timur dan sekitarnya.
Pasalnya, Luwu Timur dikelilingi oleh sungai Besar yang hulunya telah terjamah secara serampangan oleh pembukaan Lahan perkebunan dan Aktivitas Ilegal logging, belum lagi Aktivitas pertambangan yang merombak dan merubah alih fungsi Hutan menjadi ladang Nikel.
Musibah banjir dan tanah longsor di Luwu perlu menjadi Renungan dan peringatan (warning) bagi masyarakat dan pemerintah kabupaten Luwu Timur untuk segera melakukan langkah preventif guna menghindari murkanya Alam akibat kerusakan hutan dan lingkungan yang terus berlanjut.
Sejumlah pemerhati dan LSM peduli Lingkungan menyimpulkan, Banjir dan Tanah Longsor yang membunuh saudara kita yang tak berdosa di Luwu diakibatkan rusaknya Hutan dan lingkungan akibat pembalakan liar dan Ilegal logging serta perombakan Hutan di daerah itu.
Mengapa banjir dan Tanah longsor yang menerjang Luwu bagian selatan waktunya bersamaan, sebab jantung dan Paru – Paru bumi (Hutan) di daerah itu sudah rusak , musibah inilah yang perlu menjadi perhatian khusus Masyarakat dan Pemerintah Luwu Timur, jangan sampai musibah yang sama menimpa Daerah kita.
Potensi banjir dan longsor di Luwu Timur terbuka lebar, selain dikelilingi oleh sungai yang panjang dan luas juga hutannya telah rusak sejak beberapa tahun lalu, ditambah lagi terjadinya perombakan hutan akibat Aktivitas pertambangan.
Pemerintah seharusnya sudah perlu memikirkan langkah penyelamatan Luwu Timur dari ancaman bencana banjir dan Tanah longsor, jangan cuma memikirkan pendapatan dari sektor tambang, lebih baik mencegah dari pada mengobati, moga bencana di luwu sana tidak terjadi di Luwu Timur.
(Tim lingkungan bilikfakta.com)